Kamis, 30 April 2015

Kelompok 3         :
Sadawi                          1113032100047
Nur Fitri Barliyana      1113032100048
Shofiyatul Fithriyah     1113032100044
Anifah Ayu Fitriah       1113032100076

Ajaran Budha Dharma Tentang Etika (Sila)
1.     Pengertian sila

Sila berasal dari bahasa Sansekerta dan bahasa Pali. Sila yang digunakan dalam kebudayaan Buddhis mempunyai banyak arti. Pertama, berarti norma (kaidah), peraturan hidup, perintah. Kedua, kata itu menyatakan pula keadaan batin terhadap peraturan hidup, hingga dapat berarti juga ‘sikap, keadaban, perilaku, sopan-santun’ dan sebagainya. 
Intisari Sila adalah peniadaan pelanggaran dalam hidup bersusila . Sila, sebagai landasan moral bagi pelaksanaan Dhamma selanjutnya merupakan ‘hukum’ yang jika ditaati akan membawa kebaikan dan jika tidak ditaati akan menyebabkan manusia tidak dapat maju kualitas batinnya.
Cetusan sila yaitu kesucian pikiran,ucapan dan tindakan badan. Dasar sila adalah perasaan malu untuk berbuat kejahatan dan takut berbuat kejahatan karna hati nurani. Sila dibangun atas suatu konsepsi cinta kasih dan belas kasih semua makhluk hidup. Ciri dari sila adalah ketertiban dan ketenangan. Dalam agama Buddha, sila merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama, mencakup semua perilaku dan sifat-sifat baik yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama Buddha.
Sila dalam agama Buddha tidak hanya Pancasila dan Atthangasila saja, tetapi ada juga sila yang terdapat dalam sutta-sutta yang diberikan oleh sang Buddha untuk dilaksanakan sehari-hari, seperti Vaghapajja Sutta, Mangala Sutta, Sigalovada Sutta, Parabhava Sutta. Sila yang terdapat dalam Sigalovada Sutta merupakan caritta sila, sila dalam aspek positif atau sila penganjuran.

2.      Macam-macam sila
Sila menurut jenis orang yang melaksanakan terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Sila upasaka-upasika adalah pancasila Buddhis. Bila kelima sila ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh maka akan memiliki 5 macam kekayaan,
Keyakinan terhadap Triratna dan diri sendiri
• Kemurnian sila dan pelaksanaannya
• Keyakinan terhadap hukum karma
• Mencari kebaikan di dalamdhamma
• Berbuat baik sesuai dengandhamma
b. Sila bagi Samanera-samaneri adalah majjhima sila (sila menengah). Untuk aliran Theravada melaksanakan 10 sila dan 75 sekhiya. Untuk aliran Mahayana melaksanakan 10 sila dan 100 siksakaranya.

c. Sila para bhikkhu dan bhikkhuni disebut patimokkhasila atau panita sila (sila yang tinggi). Sila bagi bhikkhu Theravada berjumlah 227 sila, bhikkhuni 311 sila. Khusus sila bagi para bhikkhuni Theravada telah dihapuskan sejak tahun 1257 m karena dalam aliran Theravada tidak ada lagi sangha bhikkhuni. Sila bagi bhikkhu Mahayana berjumlah 250 sila dan bhikkhuni 348 sila.Patimokkha sila
Peraturan-peraturan ke-Bhikkhu-an yang ditentukan oleh Sang Buddha (Sikkhapada) meliputi :
·         Yang ada didalam Patimokkha.
·         Yang tidak ada dalam Patimokkha.
·         Yang ada dalam Patimokkha meliputi:
·         Empat Parajika.
·         Tiga belas Sanghadisesa.
·         Tiga puluh Nissaggiya-pacittiya.
·         Dua Aniyata.
·         Sembilan puluh dua Pacittiya.
·         Empat Patidesaniya.
·         Tujuh puluh lima Sekhiyavatta.
Tujuh peraturan tersebut di atas meliputi 220 dan ditambah 7 Adhikarana Samatha, semuanya berjumlah 227 peraturan.
Seorang bhikkhu Theravāda memiliki 227 peraturan (Sīla) dalam Pāṭimokkha sementara seorang bhikkhu Mahayana pada dasarnya memiliki peraturan yang sama dengan tambahan bagian minor yang berhubungan dengan sikap hormat pada stupa, yang menjadikannya 250 peraturan secara keseluruhan.

Panca sila (lima sila )
            Pancasila adalah lima adat kebiasaan atau praktek moral dalam agama Buddha. Pancasila adalah latihan moral tahap pertama dari seseorang yang akan memasuki kehidupan beragama menurut agama Buddha. Sila ini bila dilaksanakan dengan baik akan membawa kehidupan sewarga, baik sebagai manusia atau sebagai dewata. Pancasila Buddhis digunakan untuk seseorang yang akan memasuki kehidupan beragama Buddha. Sang Buddha bersabda bahwa, “Barang siapa sempurna dalam sila dan mempunyai pandangan terang, teguh dalam dhamma, selalu berbicara benar dan memenuhi segala kewajibannya, maka semua orang akan mencintainya” (Dhammapada, XVI: 217).

1.       Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami 
      Aku bertekad melatih diri untuk tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup.

2.      Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami
    Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan.

3.      Kamesu micchacara veramani  sikkhapadam samadiyami
Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan seksualitas yang tidak   dibenarkan.

4.       Musavada veramani  sikkhapadam samadiyami
      Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengucapkan ucapan yang tidak benar.
           
5.       Surameraya majjapamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami
Aku bertekad melatih diri untuk tidak minum segala minuman keras  yang dapat menyebabkan  lemahnya kesadaran (ketagihan).

2.      Catur Paramitha dan Catur Mara

Ø  Catur Paramitha 
Paramita yaitu sifat- sifat ketuhanan yang ada dalam diri manusia. Artinya didalam bathin semuanya merupakan segala perbuatan baik, baik dalam pikiran, ucapan maupun badan.
Untuk mencapai kebahagian, ketenangan, dan kegembiraan bagi hidup maka harus dapat mengembangkan paramita.
 “Sabbapapassa akaranam, kusalassa upasampada sacitta pariyodapanam, etam Buddhana sasanam” 
“Tidak melakukan segala bentuk kejahatan, senantiasa mengembangkan kebajikan dan  membersihkan batin;  inilah Ajaran Para Buddha ” (Dhammapada Buddha Vagga, 183)

Sifat ketuhanan terdiri dari :
1. Metta : cinta kasil universal yang menjadi akar dari perbuatan baik.
Dengan tidak membunuh atau menyakiti mahluk lain, maka selanjutnya kita berusaha mengembangkan pikiran cinta kasih dan kasih seyang kepada semua mahluk. Jadi kita tidak hanya tidak membunuh, tetapi juga secara aktif mengembangkan cinta kasih dan kasih sayang kita kepada semua mahluk.
2. Karuna, ialah kasih-sayang universal karena melihat suatu kesengsaraan, yang menjadi akar perbuatan baik (kusala-kamma). Bila ini berkembang lobha akan tertekan.
·         Mudhita, ialah perasaan bahagia (simpati) universal karena melihat makhluk lain bergembira, yang menjadi akar dari perbuatan baik (kusala-kamma). Bial ini berkembang issa akan tertekan.
·         Upekkha, ialah keseimbangan bathin universal sebagai hasil dari melaksanakan metta. Karuna. Mudhita dan upekkha, juga merupakan akar dari perbuatan baik (kusala-kamma). Bila ini telah berkembang moha akan tertekan, bahkan akan lenyap.

Ø Catur Mara
Mara merupakan sifat- sifat setan / jahat dalam bathin manusia dan ini merupakan sumber dari segala perbuatan buruk baik dalam pikiran, ucapan dan badan.
 Catur Mara terdiri dari :
·         Dosa, ialah kebencian yang menjadi akar dari perbuatan jahat (akusalakamma) dan akan lenyap bila di kembangkan metta. Dosa ini secara etika (ajaran tentang keluhuran buda dan kesopanan) berarti kebencian. Tetapi secara psychilogi (kejiwaan) berarti pukulan yang berat dari pikiran terhadap objek bertentangan.
·         b.   Lobha, ialah serakah yang menjadi akar dari perbuatan jahat (akusalakamma) dan akan lenyap bila di kembangkan karuna. Lobha ini secara ethica berarti keserakahan/ketamakan. Tetapi secara psychilogi (kejiwaan) berarti terikat  pikiran pada objek-objek.
·         c.    Issa, ialah iri hati yaitu perasaan tidak senang melihat makhluk lain berbahagia, yang menjadi akar dari perbuatan jahat (akusalakamma) dan akan lenyap bila dikembangkan mudhita.
·         d.    Moha, ialah kegelisahan bathin sebagai akibat dari perbuatan dosa, lobha, dan issa. Akan lenyap bila dikembangkan upekkha. Moha berarti kebodohan dan kurangnya pengertian. Selain itu moha juga disebut Avijja yaitu ketidaktahuan, atau Annana yaitu tidak berpengetahuan, atau Adassana yaitu tidak melihat.

Ø Hubungan sila dengan catur paramitha
Sila bertujuan untuk memperoleh suatu penghidupan yang bahagia dan harmonis bagi orang itu sendiri dan juga untuk orang-orang disekelilingnya. Sila dapat dilaksanakan dengan baik apabila pikiran penuh dengan catur paramitha.
Pelaksanaan aturan moralitas Buddhis bagi umat awan bertujuan untuk memperoleh kedamaian dan ketenangan bagi diri sendiri maupun orang lain. Sila  adalah langkah terpenting dalam menjalani kehidupan untuk mencapai peningkatan batin yang luhur.
Untuk memperoleh kesempurnaan ada 2 macam sifat luhur yang harus dikembangkan bersamaan yaitu : metta / karuna (cinta kasih), panna( kebijaksanaan) Dari matta/ karuna dan panna dapat dilihat bahwa cinta kasih dan kebijaksanaan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

            

1 komentar:

  1. Gambling in Casino, Las Vegas - Mapyro
    Gambling 아산 출장샵 in 의정부 출장샵 Casino, Las Vegas. 안양 출장샵 Directions. Las Vegas. Casino. 3619 제천 출장안마 Fremont St, Las Vegas, NV 89109. 창원 출장샵

    BalasHapus