Kelompok 3 :
Sadawi 1113032100047
Nur Fitri Barliyana 1113032100048
Shofiyatul Fithriyah 1113032100044
Anifah Ayu Fitriah 1113032100076
Ajaran Budha Dharma Tentang Etika
(Sila)
1.
Pengertian sila
Sila berasal
dari bahasa Sansekerta dan bahasa Pali. Sila yang digunakan dalam kebudayaan
Buddhis mempunyai banyak arti. Pertama, berarti norma (kaidah), peraturan
hidup, perintah. Kedua, kata itu menyatakan pula keadaan batin terhadap
peraturan hidup, hingga dapat berarti juga ‘sikap, keadaban, perilaku, sopan-santun’
dan sebagainya.
Intisari Sila adalah peniadaan pelanggaran dalam hidup bersusila . Sila, sebagai landasan moral bagi pelaksanaan Dhamma selanjutnya merupakan
‘hukum’ yang jika ditaati akan membawa kebaikan dan jika tidak ditaati akan
menyebabkan manusia tidak dapat maju kualitas batinnya.
Cetusan sila
yaitu kesucian pikiran,ucapan dan tindakan badan. Dasar sila adalah perasaan
malu untuk berbuat kejahatan dan takut berbuat kejahatan karna hati nurani.
Sila dibangun atas suatu konsepsi cinta kasih dan belas kasih semua makhluk
hidup. Ciri dari sila adalah ketertiban dan ketenangan. Dalam agama Buddha,
sila merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama, mencakup semua
perilaku dan sifat-sifat baik yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama
Buddha.
Sila
dalam agama Buddha tidak hanya Pancasila dan Atthangasila saja, tetapi ada juga
sila yang terdapat dalam sutta-sutta yang diberikan oleh sang Buddha untuk
dilaksanakan sehari-hari, seperti Vaghapajja Sutta, Mangala Sutta, Sigalovada
Sutta, Parabhava Sutta. Sila yang terdapat dalam Sigalovada Sutta merupakan
caritta sila, sila dalam aspek positif atau sila penganjuran.
2. Macam-macam sila
Sila menurut jenis orang yang
melaksanakan terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Sila upasaka-upasika adalah pancasila Buddhis. Bila kelima sila ini
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh maka akan memiliki 5 macam kekayaan,
Keyakinan terhadap Triratna dan diri sendiri
• Kemurnian sila dan pelaksanaannya
• Keyakinan terhadap hukum karma
• Mencari kebaikan di dalamdhamma
• Berbuat baik sesuai dengandhamma
Keyakinan terhadap Triratna dan diri sendiri
• Kemurnian sila dan pelaksanaannya
• Keyakinan terhadap hukum karma
• Mencari kebaikan di dalamdhamma
• Berbuat baik sesuai dengandhamma
b. Sila bagi Samanera-samaneri adalah majjhima sila (sila menengah). Untuk
aliran Theravada melaksanakan 10 sila dan 75 sekhiya. Untuk aliran Mahayana
melaksanakan 10 sila dan 100 siksakaranya.
c. Sila para bhikkhu dan bhikkhuni disebut patimokkhasila atau panita sila (sila yang tinggi). Sila bagi bhikkhu Theravada berjumlah 227 sila, bhikkhuni 311 sila. Khusus sila bagi para bhikkhuni Theravada telah dihapuskan sejak tahun 1257 m karena dalam aliran Theravada tidak ada lagi sangha bhikkhuni. Sila bagi bhikkhu Mahayana berjumlah 250 sila dan bhikkhuni 348 sila.Patimokkha sila
Peraturan-peraturan
ke-Bhikkhu-an yang ditentukan oleh Sang Buddha (Sikkhapada) meliputi :
·
Yang ada didalam Patimokkha.
·
Yang tidak ada dalam Patimokkha.
·
Yang ada dalam Patimokkha meliputi:
·
Empat Parajika.
·
Tiga belas Sanghadisesa.
·
Tiga puluh Nissaggiya-pacittiya.
·
Dua Aniyata.
·
Sembilan puluh dua Pacittiya.
·
Empat Patidesaniya.
·
Tujuh puluh lima Sekhiyavatta.
Tujuh peraturan tersebut di atas meliputi 220 dan ditambah 7
Adhikarana Samatha, semuanya berjumlah 227 peraturan.
Seorang bhikkhu
Theravāda memiliki 227 peraturan (Sīla) dalam Pāṭimokkha sementara seorang
bhikkhu Mahayana pada dasarnya memiliki peraturan yang sama dengan tambahan
bagian minor yang berhubungan dengan sikap hormat pada stupa, yang
menjadikannya 250 peraturan secara keseluruhan.
Panca
sila (lima sila )
Pancasila adalah lima adat
kebiasaan atau praktek moral dalam agama Buddha. Pancasila adalah
latihan moral tahap pertama dari seseorang yang akan memasuki kehidupan
beragama menurut agama Buddha. Sila ini bila dilaksanakan dengan baik
akan membawa kehidupan sewarga, baik sebagai manusia atau sebagai dewata.
Pancasila Buddhis digunakan untuk seseorang yang akan memasuki kehidupan
beragama Buddha. Sang Buddha bersabda bahwa, “Barang siapa sempurna dalam sila dan mempunyai pandangan terang, teguh
dalam dhamma, selalu berbicara benar dan memenuhi segala kewajibannya, maka
semua orang akan mencintainya” (Dhammapada, XVI: 217).
1. Panatipata
veramani sikkhapadam samadiyami
Aku
bertekad melatih diri untuk tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup.
2. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami
Aku
bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan.
3. Kamesu micchacara veramani sikkhapadam samadiyami
Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak melakukan
perbuatan seksualitas yang tidak
dibenarkan.
4. Musavada
veramani sikkhapadam samadiyami
Aku bertekad melatih diri untuk tidak
mengucapkan ucapan yang tidak benar.
5. Surameraya
majjapamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami
Aku bertekad melatih diri untuk tidak minum segala minuman
keras yang dapat menyebabkan
lemahnya kesadaran (ketagihan).
2. Catur Paramitha dan Catur Mara
Ø
Catur
Paramitha
Paramita yaitu sifat- sifat ketuhanan yang ada dalam diri manusia. Artinya
didalam bathin semuanya merupakan segala perbuatan baik, baik dalam pikiran,
ucapan maupun badan.
Untuk mencapai kebahagian, ketenangan, dan kegembiraan bagi hidup maka harus
dapat mengembangkan paramita.
“Sabbapapassa akaranam, kusalassa upasampada sacitta
pariyodapanam, etam Buddhana sasanam”
“Tidak
melakukan segala bentuk kejahatan, senantiasa mengembangkan kebajikan dan membersihkan batin; inilah Ajaran Para Buddha ” (Dhammapada
Buddha Vagga, 183)
Sifat ketuhanan terdiri dari :
1. Metta : cinta kasil
universal yang menjadi akar dari perbuatan baik.
Dengan
tidak membunuh atau menyakiti mahluk lain, maka selanjutnya kita berusaha
mengembangkan pikiran cinta kasih dan kasih seyang kepada semua mahluk. Jadi
kita tidak hanya tidak membunuh, tetapi juga secara aktif mengembangkan cinta
kasih dan kasih sayang kita kepada semua mahluk.
2. Karuna, ialah
kasih-sayang universal karena melihat suatu kesengsaraan, yang menjadi akar perbuatan
baik (kusala-kamma). Bila ini berkembang lobha akan tertekan.
·
Mudhita, ialah
perasaan bahagia (simpati) universal karena melihat makhluk lain bergembira,
yang menjadi akar dari perbuatan baik (kusala-kamma). Bial ini berkembang issa
akan tertekan.
·
Upekkha, ialah
keseimbangan bathin universal sebagai hasil dari melaksanakan metta. Karuna.
Mudhita dan upekkha, juga merupakan akar dari perbuatan baik (kusala-kamma).
Bila ini telah berkembang moha akan tertekan, bahkan akan lenyap.
Ø Catur Mara
Mara merupakan sifat- sifat setan / jahat dalam bathin
manusia dan ini merupakan sumber dari segala perbuatan buruk baik dalam
pikiran, ucapan dan badan.
Catur Mara terdiri dari :
·
Dosa, ialah
kebencian yang menjadi akar dari perbuatan jahat (akusalakamma) dan akan lenyap
bila di kembangkan metta. Dosa ini secara etika (ajaran tentang keluhuran buda dan
kesopanan) berarti kebencian. Tetapi secara psychilogi
(kejiwaan) berarti pukulan yang berat dari pikiran terhadap objek bertentangan.
·
b. Lobha, ialah serakah yang
menjadi akar dari perbuatan jahat (akusalakamma) dan akan lenyap bila di
kembangkan karuna. Lobha ini secara ethica berarti
keserakahan/ketamakan. Tetapi secara psychilogi (kejiwaan) berarti
terikat pikiran pada objek-objek.
·
c. Issa, ialah iri
hati yaitu perasaan tidak senang melihat makhluk lain berbahagia, yang menjadi
akar dari perbuatan jahat (akusalakamma) dan akan lenyap bila dikembangkan
mudhita.
·
d. Moha, ialah
kegelisahan bathin sebagai akibat dari perbuatan dosa, lobha, dan issa. Akan
lenyap bila dikembangkan upekkha. Moha berarti kebodohan dan kurangnya
pengertian. Selain itu moha juga disebut
Avijja yaitu ketidaktahuan, atau Annana yaitu tidak berpengetahuan, atau
Adassana yaitu tidak melihat.
Ø Hubungan sila dengan catur paramitha
Sila bertujuan
untuk memperoleh suatu penghidupan yang bahagia dan harmonis bagi orang itu
sendiri dan juga untuk orang-orang disekelilingnya. Sila dapat dilaksanakan dengan baik apabila pikiran penuh dengan catur
paramitha.
Pelaksanaan
aturan moralitas Buddhis bagi umat awan bertujuan untuk memperoleh
kedamaian dan ketenangan bagi diri sendiri maupun orang lain. Sila adalah
langkah terpenting dalam menjalani kehidupan untuk mencapai peningkatan batin
yang luhur.
Untuk memperoleh
kesempurnaan ada 2 macam sifat luhur yang harus dikembangkan bersamaan yaitu :
metta / karuna (cinta kasih), panna( kebijaksanaan) Dari matta/ karuna dan
panna dapat dilihat bahwa cinta kasih dan kebijaksanaan merupakan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.
Gambling in Casino, Las Vegas - Mapyro
BalasHapusGambling 아산 출장샵 in 의정부 출장샵 Casino, Las Vegas. 안양 출장샵 Directions. Las Vegas. Casino. 3619 제천 출장안마 Fremont St, Las Vegas, NV 89109. 창원 출장샵